Thursday, May 31, 2007

Pilkada DKI

DPP PBSD Sudah Tidak Mengenal Demokrasi Lagi

menanggapi penonaktifan, Jonathan Purnawinata menyatakan keputusan itu tidak adil dan seolah dirinya menjadi penyebab kekisruhan di Partai Buruh Sosial Demokrat khusus dalam proses pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
"Saya akan melakukan pembelaan terhadap keputusan DPP Partai Buruh Sosial Demokrat. Ini tidak adil, dan inilah pertanda matinya demokrasi di Partai Buruh Sosial Demokrat," katanya.
Jonathan memperkirakan, dirinya dicopot karena menolak keputusan DPP yang mencalonkan Fauzi Bowo, sebagai calon gubernur. Padahal, Jonathan mengingatkan dirinya sudah dipilih dalam musyawarah cabang dan musyawarah daerah Partai Buruh Sosial Demokrat.
"Saya terpilih lewat Musda, tidak ada alasan yang jelas atas pencopotan ini," tuturnya.
Ia juga yakin pencopotannya berkaitan konsistensi saya dalam mendukung Agum Gumelar yang tergabung dalam Forum Lintas Partai yang saat itu ada 13 Partai Non Parlemen
Jonathan juga mendesak KPUD Provinsi DKI Jakarta menolak pencalonan pasangan cagub dan cawagub dari Partai Buruh Sosial Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Jakarta Non Parlemen karena saat ini ada kepengurusan ganda dalam tubuh DPD.
"Saya yakin di balik semua ini ada kepentingan sesaat. Saya tidak mengatakan itu uang, tapi sangat pragmatis dengan mencalonkan Cagub lain padahal sejak semula DPP sudah mendukung gerakan saya dalam mendukung Agum," ujar dia. "hal ini sama saja bagai air susu dibalas air tuba", padahal menurut Jonathan, kurang apa pengorbanannya baik materi maupun waktu selama ini demi untuk membesarkan Partai buruh. Jonathan meyakini penonaktifan dirinya bukan ide dari Muchtar Pakpahan namun dari lingkarannya yang haus akan kepentingan sesaat hanya untuk materi pribadi bukan untuk loyalitas dan cita-cita perjuangan Partai Buruh yang sebenarnya. karena Muchtar Pakpahan tahu betul apa itu arti komitmen, demokrasi dan ketegasan bukan menjadi partai pecundang yang plin-plan dan meggusur orang yang tidak sejalan dengannya, justru sikap otoriter seperti itu seharusnya tidak ada di tubuh PBSD. mesti diingat PBSD adalah partai yang masih membutuhkan dukungan dari masyarakat luas dan mencari kader-kader pendongkrak untuk membangun kepercayaan terhadap partai buruh ini malah kader yang sudah terbukti memiliki loyalitas dan integritas terhadap partai malah disakiti bagaimana mau bertambah kader partai buruh kalau DPP menunjukan cara-cara yang tidak simpatik. menurut Jonathan ini merupakan pembelajaran bahwa memang politik itu memang kejam dan tidak selamanya partai yang dipimpin oleh reformis dan demokrat tidak otoriter malah lebih dari otoriter.

No comments: